Thursday, April 7, 2016

Mempersiapkan Kisah-Kisah Ajaib



Senangnya.... sudah terkumpul sejumlah naskah dari beberapa penulis dongeng di project ketiga Geng Nulis Sapulidi. Terima kasih, teman-teman. Semoga kesedian kalian bergabung bisa menjadi inspirasi.
Oiya, ada yang istimewa di buku ketiga ini. Ada penulis yang masih duduk di bangku SD! Siapa dia? Seperti apa cerita-cerita yang dia bawa? Bedakah sudut pandangnya sebagai anak-anak dengan orang-orang dewasa yang perlu menyesuaikan diri dengan dunia anak dalam menulis dongeng?
Hehe... tunggu ya...

Sekarang, tinggal melejitkan semangat untuk menuntaskan proses kelahiran buku ketiga kami.
Mohon doakan.

Bismillahirrohmaanirrohiim.

P.S.
Karena ada penundaan waktu penerbitan, yang mau ikutan, masih bisa kok :)
Tulisan dikumpulkan paling lambat tanggal 19 Maret 2017.

Thursday, February 5, 2015

Yuk, Ikut Menulis Dongeng bersama Geng Nulis Sapulidi


Hai gengs, pernahkah kalian membaca atau mendengarkan dongeng saat kalian masih anak-anak? Misalnya, dongeng tentang Kancil dan Kura-kura, Monyet Pencuri Pisang, Putri Cantik dan Penyihir, Nenek Penghuni Bulan, dan lain-lain. 
Dongeng adalah salah satu bentuk hiburan berupa bacaan yang di dalamnya disisipi nilai-nilai kebaikan. Isinya sangat imajinatif dan tentu saja disukai oleh anak-anak.
Nah, di gelaran project kali ini, tim redaksi Geng Nulis SapuLidi menantang teman-teman semua untuk membuat dongeng yang nantinya akan dibukukan dan menjadi karya ketiga kita.
Yuk, sama-sama belajar membuat dongeng untuk anak.

Ini ketentuan-ketentuannya:

  • Tema dongeng bebas, tetapi tidak boleh plagiarisme a.k.a contekan. He he he.
  • Cerita yang dituliskan dapat berupa cerita fabel, legenda dunia, atau dongeng imajinatif rekaanmu sendiri.
  • Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, juga mudah dipahami oleh anak-anak.
  • Cerita ditulis dalam kertas A4 dengan font Times New Romance 12 pt, spasi 1,5, dan jumlah halaman 2 s.d. 3 halaman.
  • Karya yang dikirim tanpa mengikuti ketentuan-ketentuan tadi, akan dikembalikan untuk diperbaiki.
  • Karya asli buatan sendiri dan tidak pernah dipublikasikan di media mana pun.
  • Satu orang peserta diperkenankan untuk mengirimkan maksimal tiga karya untuk diseleksi.
  • Kegiatan ini ditutup pada 19 Maret 2017.
  • Karya kamu dikirim dalam bentuk attachment ke email gengsapulidi@gmail.com
  • Karya-karya terbaik akan diterbitkan dalam sebuah buku kumpulan dongeng, di mana hasil penjualan naskahnya, baik royalty ataupun hasil jual lepas (sedang dijajaki tim redaksi), akan disumbangkan seperti karya-karya Geng Nulis Sapulidi sebelumnya.
Jangan lupa, sertakan data diri kalian, yang terdiri atas nama, akun twitter, alamat, hobi, dan karya tulisan atau buku yang pernah diterbitkan (jika ada).

Nggak ribet kaan?
Ayo, kirim ya... 
Nuhun...

Jangan lupa follow IG dan Twitter kami @gengsapulidi


Monday, September 15, 2014

Bincang Kreatif bareng Pidi Baiq dan Bedah Buku "Kisah Sobat" Karya Geng Nulis Sapulidi

Geng Nulis Sapulidi yang bekerja sama dengan Teman Baik Mind Work baru saja melaksanakan kegiatan kreatif di gudangnya muda-mudi kreatif, Kota Bandung. Kegiatan bincang santai yang dimulai sejak pukul 3 sore itu bertajuk Bincang Kreatif bareng Pidi Baiq dan Bedah Buku Kisah Sobat Karya Geng Nulis Sapulidi.

Sebagai salah satu komunitas literasi yang setia dalam berkarya, Geng Nulis Sapulidi merasa bangga karena bisa menyelenggarakan acara dan berdampingan dengan Pidi Baiq, penulis yang tentunya sudah tidak asing lagi di dunia kreatif.

Acara tersebut dibuka oleh penampilan Sapulidi Band, band kecil bentukan Geng Nulis Sapulidi dengan personil yang terdiri atas Ariefnuno, Rani Wulandari, dan Tubagus Mardian Pamungkas. Mereka menyanyikan lagu soundtrack film animasi Mojacko dan lagu "Kisah Sobat" yang merupakan lagu tema dari buku "Kisah Sobat". Kemudian, acara dilanjutkan dengan penampilan musisi solois bernama Indri dan penampilan memukau dari Juno Band yang membawakan beberapa lagu yang tak asing didengar ditambah lagu-lagu karya sendiri.

Setelah penampilan musik yang mewarnai Ciumbuleuit dan sekitarnya, suasana sore dibuat semakin semarak dan terasa berbeda oleh performance art dari Sigit Rais yang menampilkan gerak teatrikal menarik. Penampil lainnya yang tak kalah menarik yaitu Nafi Assyifa yang membacakan salah satu cerita yang ada dalam buku "Kisah Sobat." Pada kesempatan itu, Nafi membacakan cerita karya salah satu anggota Geng Nulis Sapulidi, yaitu Rani Wulandari.

Terakhir, tibalah penampilan figur yang paling dinantikan oleh seluruh hadirin, yaitu Pidi Baiq yang biasa dipanggil 'Ayah' oleh para penggemarnya. Seniman yang baru saja menerbitkan buku best seller bertajuk "Dilan" ini banyak berpesan kepada muda-mudi penggerak kreativitas yang hadir sore itu tentang kreativitas. Tentu, ada begitu banyak hal menarik yang dapat disimak dan digarisbawahi, lalu diaplikasikan dalam kegiatan kreatif, apapun bidangnya.

Salah satu pesan Pidi Baiq adalah bahwa setiap orang pasti diberikan kreativitas, tetapi kreativitas itu bukan yang kamu dapatkan dari acara seperti seminar yang membuat kamu hanya mengikuti, karena jika mengikuti apa yang telah ada, itu bukan kreatif.

Pidi Baiq menutup pertemuan hangat itu dengan menampilkan karya lagu berjudul "Kucing adalah Anjing" yang dilanjutkan dengan bincang-bincang santai bersama para hadirin diselingi kegiatan wajib bagi penggemar Pidi Baiq, yaitu foto bersama dan penandatanganan buku.



Pendistribusian Royalti Geng Nulis Sapulidi

Alhamdulillah, royalti penulis yang telah terkumpul dari buku "Kisah Bocah" (via nulisbuku.com) dan buku "Kisah Sobat" telah disalurkan oleh Geng Nulis Sapulidi kepada Asrama Yatim Mizan Amanah Bendungan Hilir yang beralamat di Jalan Danau Toba Nomor 143 Bendungan Hilir, Tanah Abang Jakarta Pusat pada Kamis, 10 Juli 2014.
Bantuan dana tersebut dititipkan melalui teman-teman Geng Nulis Sapulidi yang sedang menyelenggarakan acara buka puasa bersama di asrama yatim tersebut.
Liputan kegiatan tersebut dapat dilihat di majalah Generasi Edisi Agustus 2014.

Terima kasih teman-teman Geng Nulis Sapulidi dan seluruh pembaca buku-buku kami. Semoga kami bisa terus berkarya dan berbagi kebahagiaan dengan sesama melalui tulisan.



Thursday, August 28, 2014

Bincang Kreatif Bareng Pidi Baiq

Hay Gengs, how are you?

Yuk, yang ada di Bandung harus ikutan gabung yaaaa. Yang di luar Bandung juga ayok sempatkan datang.

Teman Baik Mind Work & Geng Nulis Sapulidi

mempersembahkan


Bincang Kreatif bareng Pidi Baiq
&
Bedah buku "Kisah Sobat" karya kedua Geng Nulis Sapulidi

Minggu, 7 September 2014
Pukul 15.00 s.d. selesai
di Jack Runner Roastery
Jalan Ciumbuleuit Nomor 42 Bandung

Free entry

Menampilkan:
- Juno Band
- Sapulidi Band
- Nafi Assyifa
- Indri
- Ighiw

dengan MC Fauziah Burhanudin


Datang ya teman-teman...
kita akan sama-sama berbagi kegembiraan dan terus melejitkan potensi kreatif kita.

Salam ^^

Monday, June 23, 2014

Kehangatan di Tengah Hujan - Book Launch "Kisah Sobat" Geng Nulis Sapulidi

Sabtu, 21 Juni 2014, selepas siang, hujan turun cukup deras. Sore itu, Kedai Sambel Duren yang terletak di Jalan Pos Pengumben Raya Nomor 12B Jakarta Barat, disambangi oleh beberapa penulis muda yang tergabung dalam Geng Nulis Sapulidi.
Hari itu, Geng Nulis Sapulidi meluncurkan buku kedua dengan judul "Kisah Sobat". Setelah menahan rindu menerbitkan buku selama hampir dua tahun, akhirnya mereka bisa menerbitkan buku tersebut. Kali ini, ada 36 penulis yang berdomisili di berbagai daerah di Indonesia, antara lain Jakarta, Depok, Bandung, Ciamis, Bengkulu, Palembang, Samarinda, Gorontalo, dan Ambon. Melalui cerita yang ringan, hangat, dan terasa dekat, mereka berbagi kisah tentang persahabatan yang tentunya sangat inspiratif.
"Saya diajak menulis. Karena temanya tentang persahabatan, saya tertarik untuk ikut serta, walaupun pengalaman saya di bidang tulis menulis sangat minim," ujar Harry Sanjaya, salah satu 'anggota geng' yang hadir sore itu.
Geng Nulis Sapulidi memang dibentuk untuk mengakomodir keinginan para anggotanya yang ingin memiliki pengalaman menulis. Tidak semua penulis di Geng Nulis Sapulidi yang memiliki pengalaman panjang dalam dunia tulis-menulis. Bahkan, beberapa di antaranya belum pernah memiliki pengalaman menulis sama sekali.
"Melalui Geng Nulis Sapulidi ini, saya sekadar mengajak teman-teman untuk sama-sama belajar menulis. Saya yakin, setiap orang yang bisa menulis tentu bisa membuat tulisan. Oleh karena itu, saya mengajak teman-teman, siapapun itu, untuk sama-sama belajar membuat tulisan dan ikut merasakan bagaimana nikmatnya menerbitkan buku," ujar Sigit Rais, founder Geng Nulis Sapulidi.
Dari kedua buku yang telah diterbitkan, ada begitu banyak warna rasa dari para penulisnya. Masing-masing penulis memiliki cara dan ciri khas tersendiri dalam bercerita melalui media tulisan. Tulisan mereka terasa mengalir apa adanya dan terasa seperti sedang mendengarkan orang yang sedang bercerita.
Salah satu hal yang menjadi nilai plus bagi Geng Nulis Sapulidi adalah seluruh royalti penulis akan disumbangkan. Rencananya, dalam waktu dekat, jika royalti sudah terkumpul lumayan banyak, akan disumbangkan pada panti asuhan Mizan Amanah.
"Seluruh royalti penulis akan disumbangkan kepada panti asuhan Mizan Amanah," ujar Diah Kusumawati, pemandu acara yang menjadikan sore itu terasa sangat segar.

Acara peluncuran buku tersebut dimeriahkan oleh penampilan spesial dari Dhira (6 tahun), putri dari salah satu penulis "Kisah Sobat", yaitu Diandini Rooshanti. Penampilan manis Dhira diiringi oleh permainan gitar salah satu penulis "Kisah Sobat", yaitu Rani Wulandari.
Selanjutnya, ada penampilan kolaborasi Rani Wulandari dan Mardian yang membawakan lagu "Kisah Sobat" yang ditulis dan diaransemen secara khusus untuk Geng Nulis Sapulidi. Acara juga dibuat tegang oleh penampilan Sigit Rais yang membawakan puisi memukau dari sastrawan Sapardi Djoko Damono dengan judul "Sajak Orang Gila".

Acara yang dibanjiri door prize untuk semua hadirin itu ditutup oleh penampilan yang membuat suasana makin hangat dan hommy dari Ariefnuno dan Desy Tampubolon dengan lagu "Seandainya Sahabatku" (Ost. Mojacko) dan lagu "Ingatlah Hari Ini" yang dipopulerkan oleh Project Pop.

  

 




 
 Well, sukses untuk Geng Nulis Sapulidi dan buku "Kisah Sobat"-nya.

[rk]

Thursday, May 22, 2014

Arief Hadiwibawa, Berkarya melalui Musik

Pernahkah kita merasakan kesan 'gue banget' saat mendengar musik? Tentunya setiap orang yang senang mendengar musik pernah merasakan pengalaman seperti itu. Hal tersebut berlaku juga bagi Arief Hadiwibawa, salah satu kontributor dalam buku perdana Geng Nulis Sapulidi, Kisah Bocah.
Menurutnya, "Hidup ya musik. Musik sangat mempengaruhi hidup, dengan disadari atau tidak. Pernah kan, ngerasa ngedengerin musik atau lagu, terus bilang kalau musik itu 'gue banget'. Bahkan, detak jantung pun adalah sebuah musik."

Pria kelahiran Bandung tahun 1986 ini memang telah menggemari musik sejak duduk di bangku SMP. Sejak itu, Arief mulai berlatih bermusik dan kerap mengisi acara, baik di lingkungan sekolah, kampus, bahkan di kantornya sekarang. Selain itu, pria yang punya nama panggilan Nuno ini pun telah menulis dan mengaransemen beberapa lagu, walau belum dipublikasikan.

"Gitar, drum, piano," jawabnya saat ditanya tentang alat musik yang paling digemari. Ternyata, kemampuan bermain musik pria yang kini bekerja dan tinggal di Jakarta ini memang tidak diragukan lagi.

 Sejak 2012, alumnus Universitas Padjadjaran ini mulai sedikit berkecimpung di dunia sastra. Selain ikut serta dalam proyek penulisan buku dengan Geng Nulis Sapulidi, dia juga mengaransemen musikalisasi puisi.
Karya perdananya adalah musikalisasi puisi Reminiscence karya Muhammad AS Hikam yang ditampilkan dalam peluncuran buku "Gusdurku, Gusdur Anda, Gusdur Kita" di Gramedia Matraman, Jakarta.
Pengalaman tersebut merupakan hal baru baginya. Menurutnya, dia merasa tertantang untuk menyajikan aransemen (musik) yang cocok dengan makna yang terkandung dalam sebuah puisi. Acara yang dihadiri langsung oleh penulisnya, yaitu Muhammad AS Hikam, mantan Menteri Riset dan Teknologi Kabinet Persatuan Nasional, berjalan dengan lancar dan berkesan beda karena penampilan musikalisasi puisi Arief yang berdampingan dengan partnernya, Sigit Rais, founder Geng Nulis Sapulidi.


Pada Februari 2014, pengalaman bermusik dan bersastra Arief bertambah. Dia dan rekannya, Sigit Rais, menjadi salah satu pengisi acara dalam pagelaran "Solo dalam Puisi" (22 Februari 2014), yang diselenggarakan di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah, Solo.
Acara yang diprakarsai oleh Komunitas Sastra Pawon tersebut merupakan bagian dari perhelatan sastra bertajuk "Festival Sastra Solo 2014".
Pada kesempatan tersebut, Arief dan Sigit Rais mengaransemen puisi berjudul "Gladak Langen Bogan" karya Sigit Rais yang diantologikan juga dalam buku "Solo dalam Puisi".
Penampilan mereka pada malam itu memberikan warna tersendiri bagi keseluruhan acara yang berlangsung di tengah kepungan gerimis dan dinginnya Kota Solo di malam hari. Bahkan, penampilan mereka sempat diulas di beberapa media massa, antara lain:

"Sigit Rais yang berkolaborasi dengan rekannya, Arif, dalam puisinya menceritakan tentang kuliner Solo. Penampilan keduanya cukup menarik ketika pada salah satu bait, Sigit mengajak penonton bertepuk tangan dan mendendangkan berulang-ulang: tengkleng… sate buntel…/ teh poci… wedang ronde. "





Pengalaman-pengalaman tersebut merupakan hal baru yang memberikan penyegaran baginya. Selain menjadi salah satu bentuk refreshing dari rutinitas sehari-harinya, kegiatan-kegiatan seperti itu merupakan ajang untuk terus belajar dan melatih kreativitas dalam berkarya.

Saat ditanya tentang kesan-kesannya setelah bergabung dengan Geng Nulis Sapulidi, jejaka Sunda yang menggemari Nirvana ini menjawab ringkas, "asik, nambah teman."
Nah, bagi teman-teman yang ingin share tentang musik dengan Arief, bisa melalui twitter @ariefnuno saja ya.

Okelah kalau begitu, kita tunggu karya-karya Kang Arief selanjutnya. [redaksi]