Thursday, March 20, 2014

Fietri Yulia: Jangan Takut Menulis

Namanya Fitri Yuliantri Permana, biasa disapa Fitri, bernama pena Fietri Yulia. Selintas, sehari-hari di kantornya yang terletak di daerah Gatot Subroto Jakarta ini, dia sama seperti rekan-rekan kerjanya yang lain. Setiap hari sibuk dengan kewajiban utamanya, mengikuti dinamika sehari-hari di sana.

Apa yang berbeda? Ternyata, wanita yang lahir di Bandung pada 2 Juli ini memiliki passion terhadap kegiatan menulis. Di sela-sela kesibukannya sehari-hari, mojang asal Rancaekek Jawa Barat ini masih berusaha menyempatkan dirinya untuk menulis. Meskipun kiprahnya di dunia kepenulisan tidak se-booming para penulis yang karyanya mejeng di toko buku, tetapi kecintaannya pada dunia menulis sama sekali tidak pernah luntur.

“Menulis itu adalah menuangkan apa yang ada dalam pikiran,perasaan, dan imajinasiku,” katanya saat diwawancarai oleh redaksi Geng Nulis Sapulidi.

Sambil berkelakar, lulusan Sastra Indonesia Unpad ini mengaku mulai menyukai kegiatan menulis sejak dia bisa menulis huruf a, b, c, dan d. Sudah beberapa karya buku yang ditulisnya, salah satunya adalah buku bertema bisnis yang ditulisnya bersama rekannya dan buku “Kisah Bocah” yang ditulisnya bersama Geng Nulis Sapulidi (2012_red).

Dalam perjalanan pengalaman menulisnya, mantan editor di beberapa penerbit buku di Kota Bandung ini sering mengalami berbagai kendala. Salah satunya adalah dia merasa kurang teman buat sharing hasil tulisan. Jadi, terkadang hasil tulisannya itu dia simpan sendiri dan menumpung bersama arsip-arsip pekerjaan rutin lainnya. Selain itu, karena kesibukan sehari-hari, dia memang merasa kurang waktu untuk menulis. Hal itu berdampak pada kurangnya ide untuk menulis.



Untuk mengatasi kendala-kendalanya dalam menulis, Fitri memiliki beberapa cara agar semangat menulisnya dapat terus berlanjut.

“Baca dan kumpul sama orang-orang yang suka nulis, biar semangat terjaga,” ujar wanita yang beberapa karyanya pernah nongol di majalah wanita ini.

Membaca memang dapat merangsang minat menulis. Selain itu, kegiatan membaca juga bisa memperkaya cakrawala pengetahuan sehingga akan semakin banyak hal yang dapat jadi benih ide dalam menulis. Hal tersebut dapat ditunjang juga oleh kegiatan kumpul-kumpul dengan penulis-penulis lain, sekadar sharing ide atau saling mengomentari karya.


Sambil melanjutkan pekerjaannya, yang kadang-kadang harus terbang menjelajah nusantara, Fitri memberikan tips menulis spesial untuk teman-teman Geng Nulis Sapulidi. Katanya, “jangan takut memulai buat nulis, sependek atau seabsurd apapun ide ceritamu. Pede aja, orang yang mengkritik atau menilai tulisanmu jelek belum tentu bisa nulis kayak kamu. Kecuali kritikus yang udah sering nulis, jadiin temen sharing biar tulisanmu makin bagus.”

Jadi, sudah mendapat suntikan semangat menulis? Yuks. ^^ (redaksi)