Tuesday, February 25, 2014

Solo dalam Puisi

Solo selama ini dikenal sebagai kota batik. Di hari jadinya yang ke-269 tahun, Solo kembali unjuk taji dengan sederet program seni dan budaya pada 22 s.d. 23 Februari 2014 lalu. Beberapa acara yang dinanti-nantikan oleh para penikmat seni dan budaya, antara lain Festival Jenang 2014 dan Festival Sastra Solo 2014. Kedua acara tersebut memang telah dipersiapkan sejak jauh hari oleh para panitia.
Dalam bidang seni dan sastra, Solo memang telah memiliki banyak agenda kegiatan yang dilaksanakan sejak beberapa tahun lalu. Dari kota ini pun banyak lahir sastrawan-sastrawan yang memiliki nama di kancah nasional. Sebutlah W.S. Rendra, sastrawan asal Solo yang tutup usia pada 2009, Wiji Thukul, Sosiawan Leak, dan sederet nama lainnya.
Pada tahun ini, bertepatan dengan ulang tahun ke-7-nya, Buletin Sastra Pawon Solo menyelenggarakan serangkaian kegiatan bertajuk Festival Sastra Solo 2014. Acara yang dilaksanakan selama 2 hari ini, yaitu 22 s.d. 23 Februari 2014, dimeriahkan oleh banyak penggiat sastra, baik dari Kota Solo, maupun kota lainnya, seperti Bandung, Jakarta, Probolinggo, Sumenep, Klaten, Indramayu, dan sejumlah kota lain.
Dari tujuh acara besar yang dilaksanakan, salah satu program dalam acara tersebut adalah peluncuran antologi puisi "Solo dalam Puisi" pada 22 Februari 2014 di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah. Sebelumnya, panitia telah mengadakan sayembara menulis puisi tentang Solo untuk menyaring sebanyak 85 penyair yang karya puisinya dibukukan dalam antologi puisi tersebut. Setelah terpilih, para penyair tersebut diberi kesempatan untuk menampilkan kebolehannya dalam berpuisi pada pelaksanaan acara.
Salah satu pengisi acara di malam yang terus diguyur hujan tersebut adalah founder Geng Nulis Sapulidi, yaitu Sigit Rais. Ditemani oleh Ariefnuno, anggota Geng Nulis Sapulidi yang piawai bermain gitar, Sigit yang akrab disapa Ighiw menampilkan musikalisasi puisi berjudul "Gladag Langen Bogan". Puisi tersebut menjadi salah satu puisi yang terpilih dalam antologi "Solo dalam Puisi".
Malam yang dingin dan lembap di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah, berubah menjadi hangat oleh penampilan para penyair yang bersemangat menampilkan puisi dari buku "Solo dalam Puisi". Beberapa ada yang membacakan karya sendiri, ada pula yang membawakan karya penyair lain dalam buku itu. Sigit dan Ariefnuno yang malam itu mewakili Geng Nulis Sapulidi mengajak penonton untuk menikmati kelezatan panganan khas Solo melalui puisi yang diaransemen menjadi sajian musikal. Dengan gaya pop riang, tanpa sungkan Sigit mengajak seluruh penonton yang memenuhi Teater Arena untuk ikut bernyanyi dengannya sambil bertepuk tangan. Ini menjadi salah satu warna berbeda di malam itu. Acara tersebut ditutup oleh penampilan memukau dan apik dari teater Sirat Solo.
Acara meriah itu juga dihadiri sederet nama yang tak asing di dunia sastra masa kini, yaitu Hermawan Aksan, Ratna Ayu Budhiarti, Dian Hartati, Abednego Afriadi, dan Guntur Alam, yang pada sesi sebelumnya telah menjadi pengisi acara dalam "Buku Bicara".

Salut untuk Kang Sigit Rais dan Kang Ariefnuno yang sudah bersemangat untuk berpartisipasi dalam acara Festival Sastra Solo 2014, tentunya mewakili Geng Nulis Sapulidi yang tak lama lagi akan meluncurkan buku kedua bertajuk "Kisah Sobat". [RK-min]


Sumber: http://festivalsastrasolo2014.blogspot.com



Sumber: https://www.facebook.com/romyan.uyan.fauzan


Sumber: http://festivalsastrasolo2014.blogspot.com



Sumber: http://festivalsastrasolo2014.blogspot.com





Sumber: http://festivalsastrasolo2014.blogspot.com

No comments: